SEO BLOG & TEMPLATES

Metropolitan

Penumpang Taksi Online di Rampok dan dilucuti Pakaiannya


Subdit Resmob Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap dua tersangka kasus pencurian dengan pembaratan, berinisial ASA dan GF. Keduanya menggunakan taksi online sebagai modus kejahatan mereka.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, awalnya ASA mendapat order dari aplikasi taksi online dari daerah Ancol. Setelah korban naik ke mobilnya, ia lalu berjalan.
“Datang taksi online yang dikendarai ASA lalu penumpang naik. Korban rencananya akan menuju kawasan Karawang menggunakan taksi online tersebut,” ucap Kombes Pol Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Senin (8/4).
Namun baru sekitar 800 meter korban menaiki taksi tersebut, ASA memberitahu korban bahwa STNK mobilnya terbawa temannya. Lalu ia meminta izin kepada korban untuk mengambil STNK di temannya yang telah menunggu di halte.
“Lalu tersangka GF menyerahkan STNK ke ASA. ASA juga meminta izin kepada korban agar ikut mengantar ke Karawang dengan alasan driver takut. Lalu GF masuk dan ikut mengantar,” jelasnya.
Sambung Argo, di perjalanan korban mengantuk dan akhirnya tertidur di mobil. Saat terbangun, korban kaget lantaran ia berada di pinggir jalan.
“Lalu penumpang dicekik dan diminta barangnya dengan diancam pisau. Korban juga dilucuti pakaiannya di mobil dan diturunkan di Bekasi, jadi korban diturunkan dengan keadaan tanpa busana,” terangnya.
Korban yang merasa telah jadi korban akhirnya melaporkan kejadian yang dialaminya ke polisi. Tidak butuh waktu lama, akhirnya polisi berhasil menangkap kedua tersangka.
“Pelaku ngakunya aplikasi (taksi online) punya temannya. Mereka juga mengaku aksi yang dilakukan telah direncanakan sebelumnya,” kata Argo.
Dalam kasus ini, polisi turut menyita barang bukti berupa sebuah mobil Toyota Avanza warna putih, ponsel, sebuah pisau dan uang Rp 6 juta. Akibat perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan, dengan ancaman 9 tahun penjara. (Siska Kartika)

Luar Biasa, PJR Ditlantas Polda Metro Tangkap Pelaku Mutilasi di Tol Dalam Kota

 

Salah satu pelaku pembunuhan sadis terhadap Budi Hartanto (28 tahun), guru honorer yang jasadnya ditemukan tanpa kepala di bawah Jembatan Udanawu, Kabupaten Blitar, diciduk di Jakarta. Dia adalah AP.
AP diciduk dengan bantuan anggota PJR Ditlantas Polda Metro Jaya. Setelah menerima informasi dari Ditreskrimum Polda Jawa Timur, penangkapan pun dilakukan.
“Informasi dari Ditreskrimum Jatim, terduga pelaku mutilasi segera akan ke Jakarta dengan ciri-ciri menggunakan bis dan sebagainya,” ucap Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusuf saat dikonfirmasi wartawan, Jumat 12 April 2019.
Dari informasi tersebut lalu pihak Ditlantas Polda Metro Jaya melakukan penyekatan di jalan tol. Termasuk di pintu masuk Cikarang Utama pun dijaga.
“Perkiraan bis tadi pagi sampai Jakarta. Dan setelah ciri-ciri itu lewat melalui Cikarang, diikuti anggota karena kalau dicegat dijalan takutnya akan macet sepanjang jalan,” jelas Kombes Pol Yusuf.
Lebih lanjut dia mengatakan, pada saat situasi memungkinkan dihentikan, kemudian pihaknya langsung melakukan penghentian di Tol Dalam Kota Tegal Parang (KM. 5). Ciri-ciri AP dicari dan ditemukan ada di dalam bus yang ditumpanginya itu.
“Kemudian pelaku dibawa ke SPKT untuk selanjutnya akan dilimpahkan ke Polda Jatim,” tambah Kombes Pol Yusuf.
Untuk diketahui selain menangkap AP polisi juga telah menciduk satu pelaku lagi yaitu AJ. Berbeda dengan AP, AJ diciduk kemarin malam, Kamis 11 April di kawasan Kediri.
Sebelumnya diberitakan, sebuah koper hitam berisi mayat tanpa kepala ditemukan warga di Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Rabu 3 April 2019. Hasil identifikasi diketahui bahwa korban bernama Budi Hartanto (28 tahun), warga Kota Kediri. Kendati tanpa kepala, keluarga sudah memakamkan jenazah itu. (Siska Kartika/Red).
Pelayanan Samsat Cinere Dan
Samsat Jakarta Barat Semakin Baik.

Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh tim investigasi redaksi Fokus dari masyarakat khususnya mereka para pengurus pajak kendaraan bermotor saat ditanya mengenai pelayanan para petugas loket yang melayani masyarakat sesuai kebutuhannya sebagian besar mengatakan cukup baik, dan memuaskan. Apalgi lokasinya sekarang tidak seperti dulu sudah jalannya becek kalau hujan dan berlubang-lubang, sehingga akses jalan menuju Samsat sangat terganggung.

"Alhamdulilah sekarang tidak lagi seperti dulu, sudah gedungnya cukup megah dan akses jalannya pun mudah dijangkau, juga pelayanannya cukup baik, cepat, memuaskan meskipun kami harus ikut antrian,” ujar seorang warga yang baru selesai membayar pajak kendaraannya berseragam PNS.

Ketika ditanya mengenai penjagaan aparat keamanan berseragam biru dongker yang cukup ketat bersenjatakan laras panjang  AK 101 standar Polri berpeluru hampa, warga itu mengatakan, “nggak ada masalah meskipun penjagaannya ketat, sepanjang kami dilayani dengan baik, dan tidak berbelit belit atau dipersulit  masuk ke dalamnya oke oek aja,” ucap warga.

“Tapi perlu diingat juga bagi pelayanan, ini sekedar masukan aja mengenai pengurusan pajak ini kan menyangkut waktu bagi mereka yang mengurus sendiri kendaraannya akan menjadi masalah harus ijin boss dulu, maka saya datang hari Sabtu pas kantor libur, “ terangnya.

“Beda sama Biro Jasa (BJ) memang sudah tugasnya,  tapi kalau ngurus sendiri atau pribadi waktu itu sangat berharga secepatnya harus selesai jangan nyampe berlarut-larut terpkasa ijin lagi sama boss, ini yang repot,  ” imbuh seorang warga tersebut..

Sementara, hasil pengamatan dan pantauan langsung tim ke lokasi (Samsat Cinere) maupun Samsat Jakarta Barat  belum lama ini, tim melihat  di pintu masuk  terpampang  spanduk bertuliskan “Waspada Terorisme,”  timbul pertanyaan,  seberapa besar  bahayanya sehingga Polri harus mengeluarkan imbauan yang  membuat bulu kuduk masyarakat awam merinding membaca kata “teroris”, apakah imbaun itu tidak terlalu berlebih-lebihan ?  kecuali mungkin, bagi  mereka yang sudah terbiasa ke Samsat. 

Padahal, menurut sebagian besar warga masyarakat yang ditemui tim redkasi di lapangan di beberapa Samsat mengatakan hal yang sama, bahwa yang namanya pelayanan publik itu menurut mereka seyoginya siapa saja silahkan sesuai kepentingannya setidak tidaknya aparat keamanannya harus luwes, jangan pasang muka “garang” saat memeriksa barang bawaan belum antriannya sembari menanyakan keperluannya sampai wartawan pun sulit mau masuk seperti yang terlihat di Polda Metro Jaya.

Tim Redaksi Fokus akan terus melakukan penelusuran, dan ingin tahu super ketatnya penjagaan aparat keamanan tersebut atas kebijkan siapa ? Dirlantas ? Kapolda ? atau langsung Kapolri ? hingga detik ini Tim belum mendapat pernyataan resmi atau tanggapan dari para petinggi Polri sebagai satu lembaga pelayan, pelindung, dan pengayom masyarakat masa seperti itu ?.    

“Boleh boleh saja dijaga ketat siapapun  yang masuk ke Samsat tapi mbok ya jangan terlalu ketat seakan kita ini dicurigai  sebagai “teroris”  saja,  seperti yang saya lihat di Polda belum lama ini lebih ketat lagi, kalau di kantor samsat biasa-biasa saja tuh,  “ seloroh salah seorang warga masyarakat lainnya sekedar  memberi masukan kepada Polri, mengingat Samsat itu adalah pelayanan publik..

Begitupun yang terlihat di Samsat Jakarta Barat pun sama halnya di Samsat Cinere juga memasang spanduk sebagai bentuk imbauan kepada masyarakat untuk hati hati dan waspada terhadap ancaman bahaya teroris yang setiap saat bisa saja terjadi.

Tergolong bersih dari Pungutan liar (pungli)
Selian itu, kedua samsat ini sela,a dalam pantuan tim redaksi masalah pungli atau pungutan liar tidak lagi terlihat para calo berkeliaran  baik didalam maupun diluar loket loket pelayanan, dan nampaknya sudah disterilisasi sebagaimana intruski Polri yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.87 tahun 2016 tentang Saber Pungli ( Sapu Bersih Pungutan Liar ).

Intruksinya jelas, dan tegas kerap disampaikan Kapolri Jenderal Pol.  Drs. Tito Karnavian melalui Polda-Polda diteruskan sampai ke jajaran paling bawah, yaitu Polres-Polres  hingga Polsek-Polsek  dalam setiap giat ataupun apel-apel besar di lingkungan Polri.

Jika terbukti ada oknum anggotanya (Polri-red) yang tertangkap tangan (basah)  oleh Satgas Saber Pungli tentu sangsinya adalah kenaikan pangkat dttunda, termasuk karirnya terhambat, bahkan  dipecat dari kedinasan/kesatuan masing-masing, demikian tegas orang nomor satu di Polri tidak main-main dan tidak pandang bulu, karena tidak sedikit anggotanya yang ditindak tegas.  

Di satu sisi, kemungkinan Samsat-samat lainnya melakukan hal yang sama yang ada di lingkungan Ditlantas Polda Metro Jaya sebagai bentuk imbauan kepafda masyarakat tentang ancaman bahaya teorisme  seperti yang terbentang spanduk di kedua Samsat, yaitu Samsat Cinere dan Samsat Jakarta Barat. Kedua samsat ini dari hasil pengamatan maupun pemantauan tim tergolong bersih dari pungutan liar (pungli).

Namun demikian, warga masyarakat sangat menghargai apapun bentuk imbauannya demi keamanan mereka merasa  senang bisa terlindungi keamanannya di satu sisi. Di sisi lain, masalah waktu menjadi masalah bagi mereka,  karena harus antri diperiksa bawaannya oleh petugas keamanan di pintu masuk usai jam istirahat, belum lagi masuk ekdalam harus antri lagi di loket loket pelayanan,  meskipun  cukup nyaman adanya ruangan ber AC, ruangan baca, dan tempat charger HP serta fasilitas lainnya yang memadai.

Samsat Cinere yang di nakodahi AKP Joko Sambodo mengganti pejabat lama AKP Yayat, ternyata dibantu dua anggota Polwan  yang cantik  berpangkat Inspektur  Satu (Iptu) jabatan cukup strategis di Samsat tersebut, dan dibatu seorang staf khusus Brigadir Tugino yang cukup lama mengabdi di Samsat yang lokasinya ada di ujung Selatan Jakarta ini tentunya  paham betul situasi dan kondisi playanan Samsat tempat dimana dirinya bertugas sebagai anggota Satuan Ditlantas Polda Metro Jaya.
Sedangkan untuk Samsat Jakarta Barat di nahkodahi oleh AKP Reza Gumilang sebagai pejabat Kanit yang baru yang berlokasi di Jl. Raya Daan Mogot, Jakarta Barat yang kantornya jauh lebih besar disbanding Samsat Cinera cukup strategis lokasinya, karena berada di jalan utama di pinggir jalan, dan amsyarakat mudah mencari alamatnya.

Sayangnya, tim tidak dapat menemui Kanit Samsat Cinere begitupun Kanit Samsat Jakbar kemungkinan sama halnya, dikarenakan ada giat “minggon” atau “mingguan”  rapat di Polda Metro Jaya sebagaimana alasan yang disampaikan oleh Bripka Tugino.
Tim terpaksa balik kanan membawa kesan, dan pesan baik bagi masyarakat, bahwa pelayanan publik  Samsat Cinere  maupun Samsat Jakarta Barat  dinilai semakin baik terus meningkatkan pelayanannya, dan cukup mumpuni guna mewujudkan pelayanan prima yang cepat, tepat, akurat,  dan transparan sebagai bentuk perwujudan semboyan Polri, yaitu PROMOTER ( Profesional, Modern, dan Terukur ) @ tim/untung sugianto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar