Siapapun Pesidennya
“Yang Kalah Harus Legowo (iklas) ,
Yang Menang Jangan Jumowo (sombong)”
Pertarungan semakin
sengit antara pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Amin paslon no urut 01 (PDIP)
versus Prabowo-Sandi paslon no urut 02)
untuk masa jabatan periode 2019-2024 sangat ditentukan kalah - menang
pada 17 April 2019 siapakah paslon yang akan keluar sebagai pemenang.
Melalui Pemilu serentak
2019 di seluruh Indonesia inilah rakyat memilih siapa yang pantas dan layak
memimpin Indonesia kedepan yang lebih baik, mungkinkah petahana kembali
memimpin untuk kedua kalinya? atau sebaliknya justru Prabowo pemenangnya
sebagai presiden terpilih yang baru ? kemungkinan itu bisa saja terjadi
tergantung hasil perolehan suara secara nasional.
Tentunya, seluruh
rakyat Indonesia berharap siapapun yang
menjadi presiden mampu membawa perubahan bagi bangsa dan negara ini lebih baik yang benar-benar dapat dirasakan lahir dan batinnya untuk bisa hidup sejaterah demi keadilan yang
merata.
Rakyat butuh memimpin
kedepan seorang presiden yang berani, tegas, jujur, agamis, dan amanah serta
mumpuni yang tidak mengobral janji tapi bukti
juga bukan pencitraan . Rakyat ingin merasakan keadilan dan kesejahteraan
yang sebenar-benarnya hakiki itu seperti apa ? Karena apa “karena rakyat sudah bosan dengan janji-janji muluk
tapi tidak pernah terbukti ditambah lagi
pencitraan yang dibuat buat membuat rakyat semakin muak, sejujurnya begitu nuraninya.,
Padahal cukup sederhana
pola pikir rakyat itu, mudahnya mendapatkan sembako murah artianya bahan-bahan pokok bisa dijangkau
sesuai dengan pendapatan/penghasilan,
mudah mencari pekerjaan tidak berbelit-belit harus punya koneksi dan uang.
Begitupun dengan petani
apapun maupun nelayan berharap mudah
dan tidak dipersulit untuk mendapatkan
apa yang diinginkan, meskipun harus/wajib melalui prosedur karena peraturan dan
perundang-undangan tapi juga harus dilihat dari sisi kemanusiaan dan sosial
kemasyarakatan, mereka bukan orang mampu atau kaya yang memiliki pendidikan tinggi
dengan titel seabrek abrek berderet
seperti jalan TOL, rakyat tidak butuh itu rakyat butuh makan agar perutnya kenyang, jika sudah
kenyang tidak ada lagi yang mencuri
sandal jepit di mushola/masjid, tidak ada lagi pengamen jalan, tidak ada lagi
pengemis yang minta-minta, dan tidak ada lagi penjahat-penjahat baru.
Bisa jadi, narkoba dan
korupsi bahkan terorisme tidak akan pernah terjadi karena perut rakyat sudah
kenyang semua. Tidak seperti sekarang ini, narkoba, korupsi, dan kejahatan/kriminal jalanan semakin merajela, belum lagi gangguan keamanan ancaman terorisme.
Paling tidak harapan
rakyat dengan pergantian presiden
yang baru terpilih mampu menekan
serendah rendahnya angka kemiskinan, pengangguran, dan kejahatan/kriminal
jalanan serta gangguan keamanan terorime yang masih cukup tinggi grafiknya.
Oleh karena itu,
rakyat sangat berharap pula dengan
presiden baru Indonesia mampu mengembalikan jati diri sebagai bangsa yang
besar, dan kuat yang mampu berdiri di kakinya sendiri bukan sebagai bangsa pecundang
ataupun pengekor yang ketergantungan semua itu pada negara-negara asing maupun
aseng (cina) yang selama ini mendikte, dan menguasai perekonomian Indonesia dari Sabang sampai
Merauke.
Pertanyaannya sekarang,
adalah mampukah presiden yang baru
terpilih nantinya mau mengusir /mendeportasi mereka dari Bumi Pertiwi yang kita
cintai ini untuk mengembalikan perekonomian bangsa yang carut marut menjadi
ekonomi kerakyatan yang berbasis teknologi (IT) ?
Rakyat masih optimis,
jika presiden yang baru terpilih bersama rakyat mau bersatu padu saling bergotong royong, saling berbagi cita rasa demi kepentingan bangsa dan
negara untuk mengembalikan
perkonomian rakyat masih tetap
ADA semangat optimisme, dan tidak ada
kata yang TERLAMBAT.
Dengan demikian, rakyat
bisa hidup sejahtera penuh kedamaian dan ketetraman serta mampu berdiri tegak
di kaki sendiri dalam mengelola kekayaan sumber alam dan nabati milik sendiri bukan lagi dimiliki/dikuasi oleh bangsa lain
(asing dan aseng) seperti sekarang.
Bersama presiden yang
baru terpilih, bersama-sama mari kita jaga kehormatan, kedaulatan, kewibawaan,
dan martabat bangsa dan negara ini demi kesatuan dan persatuan bangsa serta
keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai
sesuatu yang SAKRAL harus kita rebut kembali RUH nya, sehingga kita menjadi
bangsa yang tidak hanya ditakuti tapi disegani oleh bangsa-bangsa lain di
dunia, karena MARWAH INDONESIA telah kembali dipangkuan IBU PERTIWI. @ redaksi
(Yang ingin mengomentari/menanggapi editorial
ini, silahkan kirim ke email : untungsugianto618@gmail.com
atau WA : 0812-1076-7100 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar